Mengenal Akikah
Berikut ini akan kita uraikan tentang
seluk-beluk tentang akikah yang meliputi definisi, dasar akikah, hukum akikah,
jumlah kambing yang disembelih, waktu penyembelihan dan lain-lain yang
berkaitan dengan akikah.
Definisi Akikah.
Akikah menurut bahasa adalah: rambut yang dibawa janin ketika lahir.
Saat rambut tersebut akan dicukur, maka disembelihkan kambing, maka kambing
yang disembelih saat mencukur rambut tersebut disebut dengan Akikah.
Akikah menurut istilah adalah:
الذبيحة التي تذبح عن المولود.
Sembelihan yang disembelih untuk anak yang dilahirkan. (Fiqh
Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326).
Definisi di atas sangat penting untuk kita fahami agar mengerti tentang bagaimana
atau apa itu tentang akikah.
Dasar Akikah.
Akikah berdasarkan hadits Rasulullah Saw:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ
يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى ».
Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Setiap anak
tergadai dengan Aqiqahnya, maka disembelihkan untuknya pada hari ke-tujuh,
dicukur rambutnya dan diberi nama”. (HR. Abu Daud).
Mengetahui tentang dasar akikah sangat penting dan harus di ketahui
meskipun tidak faham mendalam tidak apa-apa yang penting sekedar tahu agar
ibadah aqiqah kita lebih mantap dalam menjalankannya.
Hukum Akikah.
Dalam menjalankan ibadah memang harus tahu tentang hukum nya, berikut ini
di bahas tentang hukum pelaksanaan aqiqah.
والعقيقة سنة مؤكدة ولو كان الاب معسرا، فعلها الرسول،
صلى الله عليه وسلم، وفعلها أصحابه، روى أصحاب السنن أن النبي، صلى الله عليه
وسلم، عق عن الحسن والحسين كبشا كبشا، ويرى وجوبها الليث وداود الظاهري.
Hukum Akikah itu Sunnat Mu’akkadah, meskipun seorang ayah dalam kesulitan
(ekonomi).
Aqiqah dilaksanakan Rasulullah Saw dan para shahabat. Diriwayatkan oleh
para penyusun kitab as-Sunan bahwa Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan dan
Husein masing-masing satu ekor kambing. Menurut Imam al-Laits dan Imam Daud
azh-Zhahiri hukum Aqiqah itu wajib. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326).
Jika sudah di fahami tentang hukum tentang aqiqah senjutnya di bahas
tentang hikmah yang dapat di petik dari sebuah aqiqah.
Hikmah Aqiqah.
Dalam kitab al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/285 disebutkan
tentang hikmah Aqiqah adalah:
شكر نعمة الله تعالى برزق الولد، وتنمية فضيلة الجود
والسخاء وتطييب قلوب الأهل والأقارب والأصدقاء بجمعهم على الطعام، فتشيع المحبة
والمودة والألفة.
Ungkapan syukur kepada Allah Swt atas diberi rezeki seorang anak.
Menumbuhkan keutamaan berbagi dan sifat kedermawanan. Melembutkan hati
keluarga, kerabat dan para sahabat dengan mengumpulkan mereka dengan makan
bersama. Menebarkan kasih sayang, cinta kasih dan kebersamaan.
Sebenarnya banyak juga hikmah aqiqah selain yang tertulis diatas, misalnya
tentang bagaimana kita saling memberi. Dengan kita menunaikan ibadah aqiqah
dengan mebagi-bagikan masakan aqiqah, kita juga dapat pahala dari berkasih
sayang kepada sesama manusia.
Jumlah Kambing Yang Disembelih.
Tentang jumlah kambing dapat di
jelaskan seperti berikut ini:
Mazhab Maliki:
Satu ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak
perempuan, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas:
عق عن الحسن شاة، وعن الحسين شاة
Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan satu ekor kambing dan Husein satu ekor
kambing.
Mazhab Syafi’i dan Hanbali:
Dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak
perempuan, berdasarkan hadits riwayat Aisyah:
عن الغلام شاتان مكافئتان، وعن الجارية شاة
“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama dan untuk satu orang anak
perempuan satu ekor kambing”. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
Berdasarkan
dua hadits diatas, jika disembelihkan satu ekor kambing untuk anak laki-laki,
maka hukumnya sah. Jika disembelihkan dua ekor untuk anak laki-laki, maka
afdhal. Karena hadits riwayat Ibnu Abbas mengandung makna boleh. Dan sudah
tidak perlu aa perdebatan lagi.
Waktu Penyembelihan.
Apakah hari ketujuh menjadi batasan, sehingga kurang atau lebih dari itu
Aqiqah menjadi tidak sah? Ulama Fiqh menjelaskan:
والذبح يكون يوم السابع بعد الولادة إن تيسر، وإلا ففي
اليوم الرابع عشر وإلا ففي اليوم الواحد والعشرين من يوم ولادته، فإن لم يتيسر ففي
أي يوم من الايام.
ففي حديث البيهقي: تذبح لسبع، ولاربع عشر، ولاحدي
وعشرين.
Penyembelihan Aqiqah itu pada hari ke-tujuh setelah kelahirkan, jika
memungkinkan. Jika tidak, maka pada hari ke-14. Jika tidak memungkinkan, maka
pada hari ke-21 sejak kelahirannya. Jika tidak memungkinkan, maka kapan saja
pada hari-hari berikutnya. Dalam hadits riwayat al-Baihaqi disebutkan:
“Disembelihkan pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21”. (Fiqh Sunnah, Sayyid
Sabiq: 3/328).
وصرح الشافعية والحنابلة: أنه لو ذبح قبل السابع أو
بعده، أجزأه.
Mazhab Syafi’i dan Hanbali menyatakan: jika disembelihkan Aqiqah sebelum
hari ketujuh atau setelah hari ketujuh, maka tetap sah. (al-Fiqh
al-Islamy wa Adillatuhu: 4/286).
Aqiqoh, Tanggung Jawab Siapa
Terhadap Siapa?
Apakah aqiqoh itu tanggung jawab seorang Ayah terhadap anaknya saja? Atau
seseorang dapat meng-akikahkan-kan dirinya sendiri setelah ia dewasa?
وأضاف الحنابلة والمالكية: لا يعق غير الأب، ولا يعق
المولود عن نفسه إذا كبر، لأنها مشروعة في حق الأب، فلا يفعلها غيره. واختار جماعة
من الحنابلة: أن للشخص أن يعق عن نفسه استحباباً. ولا تختص العقيقة بالصغر، فيعق
الأب عن المولود، ولو بعد بلوغه؛ لأنه لا آخر لوقتها.
Menurut Mazhab Hanbali dan Maliki: yang meng-aqiqah-kan hanya ayah saja
(terhadap anaknya). Seorang anak tidak meng-aqiqah-kan dirinya sendiri setelah
ia dewasa. Karena pensyariatan aqiqah itu terhadap ayah, tidak dapat
dilaksanakan orang lain.
Sekelompok ulama Mazhab Hanbali berpendapat: seseorang boleh
meng-aqiqah-kan dirinya sendiri, jika ia ingin melakukannya.
Aqiqah tidak hanya dilakukan saat masih kecil. Seorang ayah dapat
meng-aqiqah-kan anaknya setelah aqil baligh, karena tidak ada batasan akhir
waktu untuk aqiqah. (al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/286).
Ucapan Saat Menyembelih Akikah.
اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَإِلَيْكَ عَقِيْقَة فُلاَن
“Ya Allah, dari-Mu dan kepada-Mu Aqiqah si fulan”.
Berdasarkan riwayat al-Baihaqi dengan Sanad yang Hasan.
أن النبي صلّى الله عليه وسلم عق عن الحسن والحسين،
وقال: «قولوا: بسم الله ، اللهم لك وإليك عقيقة فلان» .
Diriwayatkan Aisyah bahwa Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan dan Husein
dan berkata: “Ucapkanlah: dengan nama Allah, ya Allah, untuk-Mu dan kepada-Mu
Aqiqah si fulan”.
Hukum Daging dan Kulit Akikah.
حكم اللحم كالضحايا، يؤكل من لحمها، ويتصدق منه، ولا يباع
شيء منها. ويسن طبخها، ويأكل منها أهل البيت وغيرهم في بيوتهم
Hukum daging Akikah sama seperti daging kurban. Dagingnya dimakan,
disedekahkan, tidak boleh dijual meskipun sedikit. Disunnatkan agar dimasak,
dimakan bersama keluarga dan orang lain di rumah.
وأجاز الإمام أحمد في رواية عنه بيع الجلد والرأس
والتصدق به.
Imam Ahmad bin Hanbal -dalam satu riwayat- memperbolehkan menjual kulit dan
kepala Aqiqah kemudian mensedekahkan hasil penjualannya. (al-Fiqh al-Islamy
wa Adillatuhu: 4/287).
Memberi Nama dan Mencukur Rambut.
ومن السنة أن يختار للمولود اسم حسن ويحلق شعره ويتصدق
بوزنه فضة إن تيسر ذلك، لما رواه أحمد والترمذي عن ابن عباس، أن النبي، صلى الله
عليه وسلم، عق عن الحسن بشاة، وقال: يا فاطمة، احلقي رأسه وتصدقي بوزنه فضة على
المساكين، فوزناه فكان وزنه درهما أو بعض درهم.
Termasuk amalan Sunnah memilihkan nama yang baik untuk anak, mencukur
rambutnya dan bersedekah seberat perak dari berat rambut tersebut, jika
memungkinkan. Berdasarkan riwayat Imam Ahmad dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas,
sesungguhnya Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan satu ekor kambing, beliau
berkata: “Wahai Fathimah, cukurlah rambutnya dan bersedekahlah seberat perak
dari rambut itu, sedekahkan kepada orang-orang miskin”. Maka kami pun menimbang
rambutnya, beratnya satu Dirham (uang perak), atau sebagian Dirham. (Fiqh
Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/328).
Akikah dan Kurban.
Tidak ada kaitan antara Aqiqah dan Kurban. Oleh sebab itu orang yang belum
Akikah tetap boleh berkurban.
Akan tetapi jika bertepatan antara hari Akikah dan Kurban, maka menurut
Mazhab Hanbali:
قالت الحنابلة: وإذا اجتمع يوم النحر مع يوم العقيقة
فإنه يمكن الاكتفاء بذبيحة واحدة عنهما، كما إذا اجتمع يوم عيد ويوم جمعة واغتسل
لاحدهما.
Mazhab Hanbali berpendapat: jika bertepatan antara hari Kurban dengan
Akikah, maka cukup menyembelih satu ekor sembelihan saja. Sama seperti
bertepatan antara hari raya dengan hari Jum’at, maka cukup satu mandi saja. (Fiqh
Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/328).
Dan masih banyak lagi ketentuan yang lain dan akan kami post di artikel
senjutnya.
Salam hangat dari kami.