Menyalinkode AMP
Menyalinkode AMP
Menyalinkode AMP

Friday, May 29, 2020

Mengenal Akikah


Mengenal Akikah




Berikut ini akan kita uraikan tentang seluk-beluk tentang akikah yang meliputi definisi, dasar akikah, hukum akikah, jumlah kambing yang disembelih, waktu penyembelihan dan lain-lain yang berkaitan dengan akikah.

Definisi Akikah.
Akikah menurut bahasa adalah: rambut yang dibawa janin ketika lahir. Saat rambut tersebut akan dicukur, maka disembelihkan kambing, maka kambing yang disembelih saat mencukur rambut tersebut disebut dengan Akikah.
Akikah menurut istilah adalah:
الذبيحة التي تذبح عن المولود.
 Sembelihan yang disembelih untuk anak yang dilahirkan. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326).
Definisi di atas sangat penting untuk kita fahami agar mengerti tentang bagaimana atau apa itu tentang akikah.

Dasar Akikah.
Akikah berdasarkan hadits Rasulullah Saw:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى ».
Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Setiap anak tergadai dengan Aqiqahnya, maka disembelihkan untuknya pada hari ke-tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama”. (HR. Abu Daud).

Mengetahui tentang dasar akikah sangat penting dan harus di ketahui meskipun tidak faham mendalam tidak apa-apa yang penting sekedar tahu agar ibadah aqiqah kita lebih mantap dalam menjalankannya.

Hukum Akikah.
Dalam menjalankan ibadah memang harus tahu tentang hukum nya, berikut ini di bahas tentang hukum pelaksanaan aqiqah.
والعقيقة سنة مؤكدة ولو كان الاب معسرا، فعلها الرسول، صلى الله عليه وسلم، وفعلها أصحابه، روى أصحاب السنن أن النبي، صلى الله عليه وسلم، عق عن الحسن والحسين كبشا كبشا، ويرى وجوبها الليث وداود الظاهري.
Hukum Akikah itu Sunnat Mu’akkadah, meskipun seorang ayah dalam kesulitan (ekonomi).
Aqiqah dilaksanakan Rasulullah Saw dan para shahabat. Diriwayatkan oleh para penyusun kitab as-Sunan bahwa Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan dan Husein masing-masing satu ekor kambing. Menurut Imam al-Laits dan Imam Daud azh-Zhahiri hukum Aqiqah itu wajib. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326).

Jika sudah di fahami tentang hukum tentang aqiqah senjutnya di bahas tentang hikmah yang dapat di petik dari sebuah aqiqah.

Hikmah Aqiqah.
Dalam kitab al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/285 disebutkan tentang hikmah Aqiqah adalah:
شكر نعمة الله تعالى برزق الولد، وتنمية فضيلة الجود والسخاء وتطييب قلوب الأهل والأقارب والأصدقاء بجمعهم على الطعام، فتشيع المحبة والمودة والألفة.
Ungkapan syukur kepada Allah Swt atas diberi rezeki seorang anak. Menumbuhkan keutamaan berbagi dan sifat kedermawanan. Melembutkan hati keluarga, kerabat dan para sahabat dengan mengumpulkan mereka dengan makan bersama. Menebarkan kasih sayang, cinta kasih dan kebersamaan.

Sebenarnya banyak juga hikmah aqiqah selain yang tertulis diatas, misalnya tentang bagaimana kita saling memberi. Dengan kita menunaikan ibadah aqiqah dengan mebagi-bagikan masakan aqiqah, kita juga dapat pahala dari berkasih sayang kepada sesama manusia.

Jumlah Kambing Yang Disembelih.
Tentang jumlah kambing dapat di jelaskan seperti berikut ini:
Mazhab Maliki:
Satu ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas:
عق عن الحسن شاة، وعن الحسين شاة
Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan satu ekor kambing dan Husein satu ekor kambing.

Mazhab Syafi’i dan Hanbali:
Dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan, berdasarkan hadits riwayat Aisyah:
عن الغلام شاتان مكافئتان، وعن الجارية شاة
“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama dan untuk satu orang anak perempuan satu ekor kambing”. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
                Berdasarkan dua hadits diatas, jika disembelihkan satu ekor kambing untuk anak laki-laki, maka hukumnya sah. Jika disembelihkan dua ekor untuk anak laki-laki, maka afdhal. Karena hadits riwayat Ibnu Abbas mengandung makna boleh. Dan sudah tidak perlu aa perdebatan lagi.

Waktu Penyembelihan.
Apakah hari ketujuh menjadi batasan, sehingga kurang atau lebih dari itu Aqiqah menjadi tidak sah? Ulama Fiqh menjelaskan:
والذبح يكون يوم السابع بعد الولادة إن تيسر، وإلا ففي اليوم الرابع عشر وإلا ففي اليوم الواحد والعشرين من يوم ولادته، فإن لم يتيسر ففي أي يوم من الايام.
ففي حديث البيهقي: تذبح لسبع، ولاربع عشر، ولاحدي وعشرين.
Penyembelihan Aqiqah itu pada hari ke-tujuh setelah kelahirkan, jika memungkinkan. Jika tidak, maka pada hari ke-14. Jika tidak memungkinkan, maka pada hari ke-21 sejak kelahirannya. Jika tidak memungkinkan, maka kapan saja pada hari-hari berikutnya. Dalam hadits riwayat al-Baihaqi disebutkan: “Disembelihkan pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21”. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/328).

وصرح الشافعية والحنابلة: أنه لو ذبح قبل السابع أو بعده، أجزأه.
Mazhab Syafi’i dan Hanbali menyatakan: jika disembelihkan Aqiqah sebelum hari ketujuh atau setelah hari ketujuh, maka tetap sah.  (al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/286).

Aqiqoh, Tanggung Jawab Siapa Terhadap Siapa?
Apakah aqiqoh itu tanggung jawab seorang Ayah terhadap anaknya saja? Atau seseorang dapat meng-akikahkan-kan dirinya sendiri setelah ia dewasa?
وأضاف الحنابلة والمالكية: لا يعق غير الأب، ولا يعق المولود عن نفسه إذا كبر، لأنها مشروعة في حق الأب، فلا يفعلها غيره. واختار جماعة من الحنابلة: أن للشخص أن يعق عن نفسه استحباباً. ولا تختص العقيقة بالصغر، فيعق الأب عن المولود، ولو بعد بلوغه؛ لأنه لا آخر لوقتها.
Menurut Mazhab Hanbali dan Maliki: yang meng-aqiqah-kan hanya ayah saja (terhadap anaknya). Seorang anak tidak meng-aqiqah-kan dirinya sendiri setelah ia dewasa. Karena pensyariatan aqiqah itu terhadap ayah, tidak dapat dilaksanakan orang lain.
Sekelompok ulama Mazhab  Hanbali berpendapat: seseorang boleh meng-aqiqah-kan dirinya sendiri, jika ia ingin melakukannya.
Aqiqah tidak hanya dilakukan saat masih kecil. Seorang ayah dapat meng-aqiqah-kan anaknya setelah aqil baligh, karena tidak ada batasan akhir waktu untuk aqiqah. (al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/286).

Ucapan Saat Menyembelih Akikah.
اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَإِلَيْكَ عَقِيْقَة فُلاَن
“Ya Allah, dari-Mu dan kepada-Mu Aqiqah si fulan”.
Berdasarkan riwayat al-Baihaqi dengan Sanad yang Hasan.
أن النبي صلّى الله عليه وسلم عق عن الحسن والحسين،
وقال: «قولوا: بسم الله ، اللهم لك وإليك عقيقة فلان» .
Diriwayatkan Aisyah bahwa Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan dan Husein dan berkata: “Ucapkanlah: dengan nama Allah, ya Allah, untuk-Mu dan kepada-Mu Aqiqah si fulan”.

Hukum Daging dan Kulit Akikah.
حكم اللحم كالضحايا، يؤكل من لحمها، ويتصدق منه، ولا يباع شيء منها. ويسن طبخها، ويأكل منها أهل البيت وغيرهم في بيوتهم
Hukum daging Akikah sama seperti daging kurban. Dagingnya dimakan, disedekahkan, tidak boleh dijual meskipun sedikit. Disunnatkan agar dimasak, dimakan bersama keluarga dan orang lain di rumah.
وأجاز الإمام أحمد في رواية عنه بيع الجلد والرأس والتصدق به.
Imam Ahmad bin Hanbal -dalam satu riwayat- memperbolehkan menjual kulit dan kepala Aqiqah kemudian mensedekahkan hasil penjualannya. (al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/287).

Memberi Nama dan Mencukur Rambut.
ومن السنة أن يختار للمولود اسم حسن ويحلق شعره ويتصدق بوزنه فضة إن تيسر ذلك، لما رواه أحمد والترمذي عن ابن عباس، أن النبي، صلى الله عليه وسلم، عق عن الحسن بشاة، وقال: يا فاطمة، احلقي رأسه وتصدقي بوزنه فضة على المساكين، فوزناه فكان وزنه درهما أو بعض درهم.
Termasuk amalan Sunnah memilihkan nama yang baik untuk anak, mencukur rambutnya dan bersedekah seberat perak dari berat rambut tersebut, jika memungkinkan. Berdasarkan riwayat Imam Ahmad dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan satu ekor kambing, beliau berkata: “Wahai Fathimah, cukurlah rambutnya dan bersedekahlah seberat perak dari rambut itu, sedekahkan kepada orang-orang miskin”. Maka kami pun menimbang rambutnya, beratnya satu Dirham (uang perak), atau sebagian Dirham. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/328).

Akikah dan Kurban.
Tidak ada kaitan antara Aqiqah dan Kurban. Oleh sebab itu orang yang belum Akikah tetap boleh berkurban.
Akan tetapi jika bertepatan antara hari Akikah dan Kurban, maka menurut Mazhab Hanbali:
قالت الحنابلة: وإذا اجتمع يوم النحر مع يوم العقيقة فإنه يمكن الاكتفاء بذبيحة واحدة عنهما، كما إذا اجتمع يوم عيد ويوم جمعة واغتسل لاحدهما.
Mazhab Hanbali berpendapat: jika bertepatan antara hari Kurban dengan Akikah, maka cukup menyembelih satu ekor sembelihan saja. Sama seperti bertepatan antara hari raya dengan hari Jum’at, maka cukup satu mandi saja. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/328).

Dan masih banyak lagi ketentuan yang lain dan akan kami post di artikel senjutnya.
Salam hangat dari kami.



No comments:

Post a Comment

ARTI DAN DASAR AQIQOH VERSI NU

ARTI DAN DASAR AQIQOH VERSI NU ARTI DAN DASAR AQIQAH VERSI NU -Berikut ini akan kita uraikan tentang arti dan dasar AQIQOH VERSI N...